Jimm regional jawa timur melaksanakan kegiatan rutin yaitu brkumpul
2 bulan sekali. Pertemuan kali ini, mengambil tempat di Universitas
Muhammadiyah Gresik sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya. Kepala badan AIK UMG selaku perwakilan kampus
memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan JIMM. Beliau pun menyambut hangat kepada kader JIMM
dari berbagai perwakilan daerah yang ada di Jawa Timur.
Di dalam sambutannya ustadz asri mengatakan " berbagai
persoalan ada di tangan kaum muda, maju mundurnya peradaban tergantung anak mudanya".
Semoga tradisi kajian turath ini menjadi penepis pandangan Muhammadiyah
terhadap Jimm, tambahnya beliau. Tak bisa di ungkiri bahwa masih banyak orang
tua Muhammadiyah menganggap Jimm sebagai jaringan liberal yang berbeda dengan
arah pemikiran muhammadiyah itu sendiri.
kordinator Jimm wilayah jawa timur, pak boy, menambahkan "Muhammadiyah
mengalami kemandekkan dari segi pemikiran trutama kajian turath atau kajian kitab
kuning sejak tahun 80-an". Tradisi kajian kitab kuning yang sangat
dipopularkan oleh kalangan NU ini, mungkin bisa dipastikan kalangan Muhammdiyah
jauh tertinggal. Maka dari itu, kajian turath menjadi salah satu kajian yang
harus di budayakan oleh JIMM. JIMM Malang sendiri yang diproklamirkan pak boy,
sudah memulai kajian turath beberapa bulan ini.
Di sesi berikutnya, pak sutikno yang diduetkan dengan pak Ziman
memafarkan, “peran intelektual muda di ruang publik”. Kedua tokoh JIMM Jatim
ini begitu bersemangatnya menjelaskan peran kaum di ruang publik apalagi peran di internal
muhammadiyah sendiri. Kritikan selalu hadir ketika tidak sesuai dengan khittah
perjuangan yang di bawah kiyai H, Ahmad Dahlan. “muhammadiyah sudah menjadi
sumber produksi”, ditegaskan keras oleh pak sutikno. Begitu pun pak aziman
menambahkan dengan pertanyaan senderhana, “apakah muhammadiyah sebagai
organisasi sosial atau gerakan sosial?”. Kritikan yang dilontarkan kedua
pemateri, memicuh berbagai tanggapan dari peserta.
Pertemuan diakhiri dengan sesi non fromal, yaitu adu kepiawaian
dalam mengocek si kulit bundar di lapangan futsal. Lapangan yang terletak di
belakang kampus UMG ini, tampak begitu megah dengan alas menggunak matrax. Kata
Pak Boy, “Pembangunan lapangan futsal mencapai milyaran ini tidak boleh
dilewatkan”. satu jam lebih dalam
bermain, ternyata mampu menambah keakraban anggota JIMM jawa timur tanpa
memandang perbedaan umur diantara mereka. Akhirnya, sesuai kesepatan forum pertemuan
selanjutnya akan di adakan di lamongan.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK, 29, NOVEMBER 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar