![]() |
| #savehutanmalabar |
“Ada narasi pepohonan di lembah dan hutan, satwa yang membentuk citra alam
penuh ke-damaian. Alam bukan semata metafora penghias baris dan bait puisi
namun menjadi entitas independen yang
me-mancarkan aura naturalnya dan menjadi latar kisah manusia yang tengah
memak-nai eksistensinya” Yusri Fajar (Sastrawan dan
Esais, tinggal di Malang) Radar Surabaya, 29 April 2012
![]() |
| menolak revitalisasi palsu hutan ! |
Hutan mempunyai banyak fungsi bagi makhluk hidup.
Salah satunya adalah menjadi perasapan air ketika terjadi hujan. Akar-akar
hutan siap menampung debit air berapa pun, demi kenyamanan dan kelangsungan kehidupan
manusia. Begitupun manusia akan senantiasa dalam keadaan sehat dengan udara
yang setiap saatnya dia hirup. Manusia merusak ekologi hutan sama saja dengan
membunuh diri sendiri.
Warga Kota Malang sedang dirunduh kesedihan ketika
benar-benar terjadi pengalih fungsian hutan Malabar ke pembangunan taman.
Ancaman alam pun akan selalu menghantui masyarakat kota Malang terutama
masyarakat Oro-Oro Dowo yang tinggal tidak jauh dari hutan malabar. Hutan yang
berada di jantung kota memang tinggal satu-satunya yang di miliki kota Malang.
Pembangunan taman yang sudah di mulai dan mempunyai
kontrak pembangunan selama 3 bulan mengundang simpatik publik terlibat dalam
aksi #savehutanmalabar. Berbagai komunitas pun berkumpul atas nama kemanusiaan,
menolak revitalisasi hutan terhadap taman. Dalam tahap perjuangan ini,
dilaksanakan berbagai aktivitas seperti
diskusi, aksi, seni dan pembuatan buku puisi save hutan Malabar.
Mudah-mudahan banyaknya aksi penolakan dari kalangan publik benar-benar tidak
dilanjutkan oleh para pemegang kepentingan.
Masyarakat
disekitar itu sendiri, sangat menolak adanya pengalih fungsian hutan ke
pembangunan taman. Beberapa tahun kedepan masyarakat akan mengalami dampak buruk
terhadap kehidupannya, salah satunya adalah banjir. Rumah-rumah yang
berdempetan dan berada di tepi sungai berantas ini, memang sangat rentang
terkena banjir.dalam hal ini, sebenarnya mereka menginginkan adannya perawatan
terhadap hutan dan disekitarnya. Penerangan yang tidak maemadai sering
terjadinya tempat nongkong bagi kaum muda-mudi untuk berpacaran, begitupun
pedagang kaki lima di pinggir jalan hutan harusnya di tata dengan baik. Beberapa
hal ini, yang menjadi catatan buat kami pada adanya advokasi kepada masyarakat./baronly/


Tidak ada komentar:
Posting Komentar