Selasa, 01 September 2015

Aksi save Hutan Malabar kota Malang

#savehutanmalabar
Ada narasi pepohonan di lembah dan hutan, satwa yang membentuk citra alam penuh ke-damaian. Alam bukan semata metafora penghias baris dan bait puisi namun menjadi entitas independen yang me-mancarkan aura naturalnya dan menjadi latar kisah manusia yang tengah memak-nai eksistensinya” Yusri Fajar (Sastrawan dan Esais, tinggal di Malang) Radar Surabaya, 29 April 2012
menolak revitalisasi palsu hutan !
Hutan mempunyai banyak fungsi bagi makhluk hidup. Salah satunya adalah menjadi perasapan air ketika terjadi hujan. Akar-akar hutan siap menampung debit air berapa pun, demi kenyamanan dan kelangsungan kehidupan manusia. Begitupun manusia akan senantiasa dalam keadaan sehat dengan udara yang setiap saatnya dia hirup. Manusia merusak ekologi hutan sama saja dengan membunuh diri sendiri.
Warga Kota Malang sedang dirunduh kesedihan ketika benar-benar terjadi pengalih fungsian hutan Malabar ke pembangunan taman. Ancaman alam pun akan selalu menghantui masyarakat kota Malang terutama masyarakat Oro-Oro Dowo yang tinggal tidak jauh dari hutan malabar. Hutan yang berada di jantung kota memang tinggal satu-satunya yang di miliki kota Malang.
Pembangunan taman yang sudah di mulai dan mempunyai kontrak pembangunan selama 3 bulan mengundang simpatik publik terlibat dalam aksi #savehutanmalabar. Berbagai komunitas pun berkumpul atas nama kemanusiaan, menolak revitalisasi hutan terhadap taman. Dalam tahap perjuangan ini, dilaksanakan berbagai aktivitas seperti  diskusi, aksi, seni dan pembuatan buku puisi save hutan Malabar. Mudah-mudahan banyaknya aksi penolakan dari kalangan publik benar-benar tidak dilanjutkan oleh para pemegang kepentingan.

Masyarakat disekitar itu sendiri, sangat menolak adanya pengalih fungsian hutan ke pembangunan taman. Beberapa tahun kedepan masyarakat akan mengalami dampak buruk terhadap kehidupannya, salah satunya adalah banjir. Rumah-rumah yang berdempetan dan berada di tepi sungai berantas ini, memang sangat rentang terkena banjir.dalam hal ini, sebenarnya mereka menginginkan adannya perawatan terhadap hutan dan disekitarnya. Penerangan yang tidak maemadai sering terjadinya tempat nongkong bagi kaum muda-mudi untuk berpacaran, begitupun pedagang kaki lima di pinggir jalan hutan harusnya di tata dengan baik. Beberapa hal ini, yang menjadi catatan buat kami pada adanya advokasi kepada masyarakat./baronly/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar