Senin, 07 September 2015

Kematian Sang Bocah Suriah AYLAN KURDI

bocah Suriah, AYLAN KURDI
Di siang hari, di tengah kesibukan mempersiapkan sebuah acara, aku duduk sejenak di kursi panjang di dalam sebuah ruangan.  Pada saat itu, di depanku tedapat sebuah koran ternama tergelatak di atas meja, maka tanpa berfikir panjang aku ambil lah Koran tersebut. Ku buka lah lembaran demi lembaran, maka sampai lah aku pada kolom berita Internasional, mataku pun langsung tertuju pada sebuah fhoto yang menggambarkan seorang bocah kecil yang tergeletak di pinggir pantai dengan  seorang aparat hukum yang nampak menghampiri bocah tersebut. Sebagai manusia yang masih punya hati nurani dan fikiran, sungguh harus mengelus dada dan sambil tertunduk, mengetahui bahwa bocah itu telah meninggal dunia. Sungguh, kematiannya seperti ikan yang mengalami keracunan sehingga terdampar di bibir pantai, dia lah seorang bocah kecil umur 3 tahun yang baru belajar merangkai kata-kata harus tertidur selama-lamanya di terpa ombak yang ganas yang kemudian ombak itu perlahan menyeretnya ke bibir pantai.

         Rasa ingin tahuku semakin menggebu-gebu, apakah gerangan yang terjadi kepada anak bocah ini sehingga kematiannya pun menyita perhatian penduduk dunia?. Di beberapa media melansir bahwa kematiannya itu di sebabkan dia harus melarikan diri dari kampong halamanya suriah yang beberapa tahun ini sedang berkecamuk perang. Aylan Kurdi bersama keluarga dan para pengungsi lainnya, harus berpindah dari tanah kelahiran, menyeberangi lautan menuju ke bagian Eropa. Di tengah laut tiba-tiba kapal yang mereka tumpangi terbalik diterpa ombak yang kencang. Ayah Aylan yang bernama Abdullah selamat pada peristiwa itu, menceritakan bahwa sang Ayah sebenarnya sudah berusaha untuk menyelamatkan Istri dan kedua anaknya, akan tetapi kedua tangannya terlepas dari genggamannya. Sang ayah sangat sedih dengan kejadian yang menimpah keluarganya dan berharap perang di Suriah antara tentara ISIS dan masyarakat setempat segera berakhir. Memang, Beberapa tahun ini para Migran Suriah sudah banyak yang meninggal dunia di tengah perjalanan menuju bagian Eropa, keinginan mencari setitik kedamaian di negeri lain harus berujung pada kematian. Begitu pun, ribuan pengungsi lain yang telah berhasil sampai ke wilayah Eropa.  

          Melihat kejadian ini, aku hanya berucap rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT atas nikmat kesempatan, kedamaian dan kenyaman di atas bumi pertiwi Indonesiaku. Setiap saat, kita bisa menghirup udara bebas tanpa ada larangan untuk bernafas, dimana aku bisa mendengarkan alunan musik kehidupan tanpa ada suara-suara kebencian, dimana aku bermain dengan teman-teman tanpa harus melihat senjata dan tank-tank berkeliaran. Aku hidup Indonesia, negeri dengan ribuan pulau, etnik dan budaya, akan tetapi, saling menghormati satu sama lain. Berbalik 360 derajat, ketika melihat apa yang terjadi negeri sang bocah Aylan Kurdi, negeri yang berlimpah ruah hasil buminya, tetapi di perebutkan oleh negeri-negeri berwatak kejam dan rakus. Negeri yang dimana susah mendapatkan rasa aman dan damai. Melalui doa dan tulisan singkat ini, sangat berharap secepatnya di berikan penyelesaian konflik yang terjadi di beberapa Negara Barat Tengah.//onlybar//


Tidak ada komentar:

Posting Komentar